Modusinvestigasi.Online, Majalengka – Sikap arogansi yang dipertontonkan oknum Sekretaris Desa (Sekdes) Cidenok Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat sangat tidak pantas dilakukan oleh perangkat desa. Pasalnya, oknum Sekdes Cidenok berinisial N itu, saat dikonfirmasi oleh LSM dan wartawan terkait realisasi dana BUMDes malah nantang duel.
Saat dikonfirmasi dua anggota LSM GMBI Distrik Majalengka yakni Vicky Kadiv Ekonomi dan A. Mustopa Kadiv Non Ligitasi serta ketiga wartawan media online mengaku, konfirmasinya pada sekses tersebut untuk menanyakan realisasi anggaran BUMDes Denok Mandiri senilai Rp.100 juta yang bersumber dari dana desa tahun 2021 yang diduga adanya kejanggalan dan penyelewengan.
“Hal inilah yang membuat Sekdes Cidenok tidak terima dan naik pitam serta mengajak dua anggota LSM dan tiga wartawan untuk bertarung (adu jatos) dengan dirinya,” Kata Vicky.
Vicky mengungkapkan, saat dikonfirmasi Sekdes mengatakan, bahwa realisasi anggaran untuk BUMDes sebesar Rp.100 juta tersebut dibagi dua, yakni dibelikan ternak kambing Rp.50 juta dan Rp.50 jutanya untuk simpan pinjam di koperasi wanita.
“Padahal berdasarkan dari acuan dan peruntukannya anggaran Rp.100 juta itu untuk pengembangan wisata. Hal ini sesuai pengajuan proposal yang dilakukan pihak BUMDes,” terang Vicky yang didampingi A.Mustopa.
Oknum Sekdes sendiri saat diwawancara, pada Selasa (9/11), lanjut dia, mengakui jika awalnya anggaran Rp.100 juta itu akan digunakan untuk pengembangan wisata. Namun Ia berkilah jika anggaran tersebut digunakan untuk pengembangan wisata tidak cukup.
Ketika di cecar pertanyaan terkait siapa direktur BUMDes? serta siapa ketua koperasi simpan pinjam? dan dimana kantor koperasinya? Kata Viky, oknum Sekdes itu menjawab bahwasannya ketua BUMDes adalah istrinya dan ketua koperasi juga istrinya sendiri dan istrinya Kaur aset. Bahkan, kantor koperasi pun bertempat di rumah pribadinya.
Namun setelah dia menjawab semua pertanyaan yang diajukan dua anggota LSM GMBI Distrik Majalengka serta Wartawan. Tiba-tiba dia berdiri dan entah apa maksudnya dia mengajak salah satu wartawan untuk masuk kedalam salah satu ruangan Balai desa. Tetapi karena ajakannya tidak dituruti, akhrinya Nano keluar dari kantor desa.
“Diluar N terdengar dia berteriak-teriak dan menangtang untuk bertarung dengan kami berlima. Dan terdengar pula oleh kami dia menyuruh penjaga kantor desa untuk mengurung kami di dalam ruangan Balai desa,” tutur Vicky.
Tidak hanya menyuruh kami untuk dikurung, lanjut Vicky, dia juga menyuruh agar si penjaga kantor desa untuk mengumpulkan warga.
“Dia terlihat oleh kami, dia sempat akan buka baju dinasnya untuk menangtang bertarung. Namun beruntung emoasinya bisa diredam oleh kedua wartawan yakni Kosim dan Sigit yang kebetulan dulunya teman dekatnya,” beber Vicky.
“Namun, sepertinya oknum Sekdes tetap tidak terima bila anggaran BUMDes didesanya diusik oleh kami. Buktinya setelah dia sempat dilerai lalu pergi, dia tetap sesumbar akan mengumpulkan warga kemungkinan untuk mengeroyok kami,” ungkap Vicky.
Mendapat ancaman dan arogansi oknum Sekdes, hal ini mendapat kecaman keras dari ke dua anggota LSM GMBI Distrik Majalengka tersebut.
Mereka meminta kepada pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi terkait tingkah laku oknum Sekdes tersebut yang dianggapnya sudah keterlaluan dan penyimpang sebagi pelayan masyarkat dan perangkat desa.
“Pemda Majalengka harus tahu jika ada perangkat desa Cidenok yang kelakuannya tidak mencerminkan sebagai abdi masyarakat. Kami minta perangkat desa seperti Nano itu diberhentikan,” tegas Vicky.
A. Mustopa menambahkan, hal ini menurutnya sangat berbahaya jika ada perangkat seperti dia terus dibiarkan.
“Bagaimana mau memberikan pelayanan yang baik kepada warga, terhadap kita saja sebagai tamu dia berbuat arogan,” tandas A. Mustopa.
Ia pun mengaku, selama ini banyak informasi yang masuk kepada pihaknya, jika ada wartawan atau LSM yang akan melakukan kontrol sosial ke Desa Cidenok, oknum Sekdes tersebut selalu menunjukan sikap tak bersahabat dan Arogan. (Red)