Modusinvestigasi.Online, KOTA SERANG – Proyek revitalisasi pemeliharaan Gedung Museum pendopo lama Pemprov Banten dinilai lamban dan sarat dengan masalah.
Hal ini disampaikan Koordinator Presidium NGO Banten, Kamaludin, SE. Saat ditemui di kantornya, Kawasan Permata Banjar Asri, Cipocok Kota Serang, Senin, (15/11/2021).
Dalam paparannya Kamal menjelaskan bahwa Proyek senilai Rp. 5, 7 Milyar itu dinilai dikerjakan asal asalan, sehingga terlihat tidak rapih dan terkesan asal pasang.
” Kita lihat pekerjaan yang bersumber dari APBD Banten tahun 2021 ini dikerjakan asal asalan, sehingga terlihat tidak rapih dan asal pasang terkait pemasangan bahan materialnya.” Ujar Kamal.
Ditambahkannya, Proyek dengan bernomor SPK: 027/18448099/SPK/P3A/Um/2021 , dengan waktu pekerjaan dari tanggal 21 Juli -17 Nopember 2021 ini dinilai berjalan lamban, karena berdasar rujukan SPK tersebut , seharusnya proyek itu selesai pada tanggal 17 Nopember 2021, tetapi sampai H-2 , pekerjaan masih jauh dari selesai.
” Selain pemasangan material yang diduga dikerjakan asal asalan, pekerjaan ini juga berjalan lamban. Karena ketika kita lihat di H-2 , pekerjaan ini masih jauh dari dari penyelesaian.” Tambah Kamal.
” Oleh karena itu kami meminta , kepada pihak OPD terkait bisa memperhatikan pelaksanaan proyek ini. Agar jangan sampai uang rakyat yang dipakai untuk membiayai proyek ini, terbuang sia sia.” Tegas nya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum LSM. Aliansi Banten Menggugat ( ABM ), Agus Sutrisna Wilis.
Menurut Aktivis senior ini, Proyek yang dikerjakan oleh CV. WIBAWA WICAKSANA itu di duga tidak akan selesai sampai batas waktu yang ditentukan dalam kontrak yaitu tanggal 17 Nopember 2021.
Agus merasa heran mengapa pekerjaan kontruksi ringan ini bisa berjalan lamban. Bahkan ada informasi dalam proyek ini ada dugaan menggunakan matrial yang tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak.
” Saya merasa heran, mengapa proyek pekerjaan kontruksi ringan ini bisa berjalan lamban? Padahal pada proyek kontruksi seperti ini tidak ada alasan bagi pelaksana untuk bekerja lamban.
Kita akan pelajari faktor apa sesungguhnya yang membuat pekerjaan ini berjalan seperti itu.” Pungkas Agus Wilis.
(pran’s/yan)